Sabtu, 19 April 2014

Memaknai PMeMemaknai Pesan Dharma Samudera



Masih banyak diantara kita yang belum mengenal peristiwa yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962, yang  hingga saat ini diperingati sebagai  “Hari Dharma Samudra”.  Hari Dharma Samudera merupakan agenda yang digelar setiap tanggal 15 Januari. Hal tersebut bertujuan mengenang jasa serta pengorbanan para pahlawan yang gugur dalam beberapa pertempuran di Samudera, misalnya pertempuran Selat Bali yaitu antara tiga rombongan ekspedisi yang dipimpin oleh Kapten Markadi melawan dua kapal Belanda, pertempuran laut dekat pulau Nyamukan 22 Oktober 1945 untuk mematahkan tentara Jepang yang berada di pulau tersebut, pertempuran Laut Cirebon dimana TNI AL juga terlibat dalam pertempuran laut di Cirebon 5 Januari 1947, pertempuran laut dekat pulau Panikian pada tanggal 17 Februari 1957, pertempuran di Teluk Sibolga, dan pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962. Pertempuran Laut Aru adalah puncak dari perjuangan dan semangat heroisme putra-putra Indonesia dengan gugurnya Deputy I KSAL Komodor Josaphat Soedarso beserta sekitar 25 anak buah kapal (ABK) Rl Matjan Tutul.Pertempuran di laut Aru tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak pertempuran yang terjadi pasca Proklamasi Kemerdekaan, yang menjadi bukti nyata bahwa perjuangan belum berakhir walaupun kemerdekaan telah di proklamirkan. Perjuangan tetap ada dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.

Pertempuran Laut Aru pada 45 tahun yang lalu adalah akibat konfrontasi Indonesia – Belanda dalam sengketa Irian Barat atau kita kenal dengan sebutan Papua. Kejadian tersebut bermula ketika Pemerintah Kerajaan Belanda ingkar janji untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan NKRI, walaupun sudah terjadi kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Roijen 1949. Akhirnya Tri Komando Rakyat atau disingkat Trikora dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan menuntut pengembalian Irian Barat dengan berbagai macam cara termasuk melalui pengerahan kekuatan militer.Salah satu jenis peralatan militer yang digunakan untuk memperkuat Jajaran Armada ALRI adalah kapal perang jenis MTB (MotorTorpedoBoat) Klas Jaguar dari Jerman Barat. Kapal perang jenis ini mempunyai kekuatan untuk menembakkan torpedo anti kapal permukaan.

Salah satu usaha pengerahan kekuatan militer kita yaitu pelaksanaan operasi infiltrasi atau usaha menyusupkan sejumlah pasukan gerilya ke bumi Cenderawasih, ALRI menerjunkan 4 kapal perang jenis MTB, yaitu Rl Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, Rl Harimau, serta Rl Singa. Namun, karena untuk mengangkut pasukan, terpaksa persenjataan utama andalan kapal perang jenis MTB ini yaitu torpedo dilucuti dengan tujuan agar kapal memiliki ruang yang lebih besar. Tindakan tersebut berakibat fatal  saat mereka terpaksa harus berhadapan dengan kapal perang musuh. Hanya 3 MTB yang dapat bergerak hingga memasuki perairan Irian Barat, sebab RI Singa mengalami kerusakan mesin. 

Tepatnya di posisi 4,49 derajat selatan dan 135,2 derajat timur ketiga MTB ALRI dihadang 3 kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Belanda, yaitu Destroyer Klas Province Hr.Ms. Utrecht, Fregat Hr. Ms. Evertsen,serta Korvet Hr.Ms. Kortenaer. Kontak senjata di tengah laut di Laut Aru tidak dapat dihindarkan. Ketiga MTB ALRI sadar bahwa kekuatannya tidak seimbang dan bermaksud menghindar. Rl Matjan Tutul melakukan manuver bergerak maju secara lurus langsung menuju Hr.Ms Evertsen untuk mengalihkan perhatian musuh dan melindungi dua MTB lainnya. Akhirnya dari pertempuran sengit tersebut KRI Matjan Tutul dihujani tembakan hingga akhirnya tenggelam dan Yosaphat Sudarso  yang pada saat itu selaku Senior Officer Present At Sea (Sopa) on Board di RI Macan Tutul turut gugur. Sebagian awak RI Matjan Tutul lainnya gugur dan sebagian lagi ditawan oleh Belanda. Sementara itu. Dua MTB ALRI lainnya berhasil menyelamatkan diri hingga sampai pangkalannya.

Guna memperingati Hari Dharma Samudera, Lomba Karya Tulis diselenggarakan TNI AL pada 15 Januari 2014. Anggota militer, PNS TNI AL, dan masyarakat umum dapat berpartisipasi dalam lomba tersebut dalam tema, ‘Melalui Peringatan Hari Darma Samudra, Kita Wujudkan Kejayaan Maritim Nusantara’. Lomba bertujuan menggugah dan menggali gagasan serta pemikiran anggota TNI AL dan masyarakat umum tentang wawasan kemaritiman untuk mendukung pembangunan sektor kelautan. Kegiatan lainnya yang biasanya dilakukan guna memperingati Hari Dharma Samudera yaitu tabur bunga di laut. Selain itu, pemerintah memberikan tali asih kepada sejumlah pelaku sejarah dan ahli waris pejuang pertempuran Laut Aru yang telah mendharmabaktikan dirinya pada negara Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, usaha mengajak peserta didik untuk mengenang jasa pahlawan dan memberikan perhatian ke laut. Diantaranya melalui kegiatan pameran fotografi berkonsep maritim. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pendidikan kepada generasi muda tentang arti penting laut bagi bangsa Indonesia sebagai media pemersatu, pertahanan, perhubungan dan media penggalian sumber daya alam serta eksistensi signifikan TNI AL dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Keberadaan TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI sangat penting bagi bangsa Indonesia. TNI AL sebagai kekuatan utama pertahanan di laut memiliki Kapal Republik Indonesia (KRI) yang merupakan kekuatan vital terdepan guna mengawal wilayah kelautan Indonesia. Kekuatan lainnya adalah berupa pasukan tempur pemukul, pendukung, pesawat udara (pesud), dan marinir. 

Makna historis dari peringatan Hari Dharma Samudera yaitu mewarisi serta meneladani jiwa patriotisme para pahlawan bangsa, putra-putra bahari terbaik yang telah gugur dengan penuh semangat berjuang demi bangsa dan negara.Kita belajar untuk memiliki sikap ksatria dan rela berkorban seperti yang telah ditunjukkan oleh para Pahlawan Samudera.

Nuryah, S.Pd.I
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Budi Utama Yogyakarta dan Mahasiswa S2 Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


0 komentar:

Posting Komentar