Sabtu, 19 April 2014

Indonesia Butuh Pendidikan Kesehatan



Peserta didik merupakan sosok individu pribadi yang unik. Ia adalah sosok individu yang sedang mengalami masa pertumbuhan, baik secara fisik, psikis, maupun intelektual. Selama proses perkembangan dan pertumbuhannya itu, anak diharapkan selalu dalam kondisi sehat. Sehat merupakan sebuah hasil yang butuh proses atau usaha. Sejak usia dini, anak atau peserta didik harus sudah mulai dikenalkan dengan pentingnya kesehatan.

Memiliki peserta didik yang sehat merupakan keinginan setiap pendidik. Dengan tetap sehat, maka aktivitas yang dilakukan oleh peserta didikdapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan. Dengan sehat, maka sekolah tidak harus mengeluarkan biaya untuk membeli obat atau mengantarkan peserta didik ke rumah sakit. Jadi sebagai pendidik harus selalu bersyukur dengan nikmat kesehatan yang diberikan kepada peserta didik kita.

Peserta didik perlu mendapatkan pendidikan kesehatan sejak dini. Wood memberikan pengertian pendidikan kesehatan yaitu sejumlah pengalaman yang mempunyai pengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan. Kesemuannya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimannya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan memelihara kesehatan. Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan ini adalah mengubah perilaku peserta didik dibidang kesehatan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka perlu Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus dan berkualitas misalnya  dengan menciptakan atmosfer atau lingkungan pendidikan yang sehat bagi para peserta didik.

Materi-materi kesehatan yang dapat disisipkan dalam pembelajaran di sekolah diantaranya: gizi; kesehatan gigi dan gusi; puasa dan kesehatan; kesehatan mata dan telinga; higiene fisik dan lingkungan; bahaya narkoba bagi fisik; bahaya merokok; kesehatan reproduksi; penyakit menular lewat hewan; dan penyakit yang biasa dialami siswa. Materi ini diberikan saat pendidik atau guru menerangkan materi pelajaran yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

Selain penyisipan materi kesehatan, sekolah juga dapat melakukan beberapa hal dalam usaha memberikan pendidikan kesehatan bagi peserta didiknya misalnya: 

Pertama, menetapkan sekolah sebagai kawasan tanpa rokok.

Kedua, peningkatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan peserta didik dilakukan oleh kepala sekolah atau guru dengan cara mencegah melalui berbagai aktifitas dan kreativitas peserta didik.

Ketiga, pemberian materi bahaya penyalahgunaan narkoba pada setiap penataran atau pelatihan guru mata pelajaran apapun.

Keempat, mengintegrasikan pesan atau informasi tentang kesehatan reproduksi pada mata pelajaran yang relevan.

Keenam, sekolah mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengatasi masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekolah.

Ketujuh, sekolah diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan ekstrakurikuler untuk menghindarkan siswa dari perilaku menyimpang. 

Kedelapan, pengembangan perilaku hidup sehat, sikap asertif, kemampuan membuat keputusan, berpikir kritis, perlu dimiliki oleh peserta didik.

Kesembilan, mengembangkan program life skills education, atau keterampilan psikososial untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. 

Melalui para pendidik yang memahami dan memiliki kemampuan tentang kesehatan serta pelaksanaan bimbingan dan pengawasan selama proses pembelajaran dengan benar, besar harapan kita bahwa tujuan tersebut dapat tercapai. Untuk menuju sehat maka perlu diupayakan peningkatan kemampuan hidup sehat serta derajat kesehatan peserta didik, sehingga memungkinkan dapat tumbuh dan berkembang yang harmonis dan optimal. Bimbingan dan pengawasan mencakup pemahaman dan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta partisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah. Juga memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk.

Peserta didik yang sedang tumbuh dan berkembang mereka rentan terhadap gangguan kesehatan, maka perlu diiringi dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan, kebiasaan hidup sehat, segera mendapatkan pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan kesehatan serta terlibat langsung dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah sehat.

Diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat atau lebih dikenal sebagai PHBS membudaya melalui pendidikan, baik di sekolah maupun di rumah. Pasalnya, mayoritas dana jaminan kesehatan digunakan untuk penyakit-penyakit tidak menular yang sebenarnya bisa dicegah dengan menjalankan PHBS. Banyak peserta didik belum menjalankan PHBS, mungkin karena kurangnya promosi kesehatan. Maka harus ada upaya edukasi terus-menerus kepada peserta didik.

Sekolah harus sadar tentang fungsi dirinya sebagai unsur utama dalam proses menciptakan peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang dengan mempunyai derajat kesehatan yang tinggi dengan memberikan pengetahuan kesehatan kepada peserta didik, melakukan pelayanan kesehatan bagi peserta didik yang memerlukan, dan berada pada lingkungan sekolah sehat.

Nuryah, S.Pd.I
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Budi Utama Yogyakarta dan Mahasiswa S2 Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar