Motivasi Super

Bermimpilah yang sebesar-besarnya, tapi bersegeralah untuk mengerjakan sekecil-kecilnya kebaikan yang terdekat.

Motivasi Super

Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan adalah kebaikan.

Motivasi Super

Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah hari ini, dan hiduplah dengan sebaik-baiknya.

Motivasi Super

Kebutuhan besar membutuhkan disiplin yang lebih baik, bukan keluhan yang lebih banyak.

Motivasi Super

Rasa syukur adalah jendela bagi mata hatimu untuk melihat keindahan ciptaan Tuhan.

Rabu, 23 April 2014

Usaha Mengatasi Perkelahian Antar Siswa



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkelahian yang kini sering terjadi dikalangan para remaja khususnya bagi pelajar-pelajar SMA maupun SMP sudah tidak asing lagi untuk dijadikan bahan pembicaraan yang hangat oleh masyarakat, bahkan hal semacam ini dianggap wajar oleh sebagian orang. Banyaknya perkelahian antar pelajar di Indonesia merupakan fenomena yang cukup menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar memang sudah sering terjadi akibat dari pergaulan bebas. Sekarang ini perkelahian antar pelajar tidak hanya terjadi dikalangan pelajar SMA, tetapi para pelajar SMP pun sekarang sering melakukan tindakan tersebut. Perkelahian pelajar ini cukup mersahkan masyarakat sekitar. Pada dasarnya generasi muda pada saat ini masih kurang mengenal budi pekerti dan nilai moral keagamaannya dapat dibilang masih cukup rendah. Ada beberapa faktor yang menjelaskan tentang sebab perkelahian antar pelajar terjadi. Dan juga ada banyak dampak kerugian dari terjadinya perkelahian-perkelahian tersebut.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Perkelahian Antar Pelajar

Tindakan yuridis yang dilakukan oleh kepolisisan terhadap para pelajar yang melakukan tindakan kriminal dapat diterima. Karena hal itu bermanfaat untuk menciptakan rasa aman dan rasa terlindungi pada masyarakat dari tindak kekerasan dan kekejaman mereka. Akan tetapi masih banyak pula para pendidik, orang tua, dan sebagian besar anggota masyarakat termasuk pers, menginginkan tindakan yuridis hendaknya didasari kearifan dengan mempertimbangkan latar belakang filisofis, sosiologis, dan psikologis yang telah menumbuhkan kerawanan perilaku menyimpang para pelajar.

Memahami latar belakang itu tidak berarti ” memanjakan ” atau mencari-cari dalih untuk melindungi para remaja, melainkan bertujuan menemukan usaha preventif yang terintegrasi dan terprogram. Sehingga kasus-kasus kenakalan remaja salah satunya perkelahian antar pelajar ini tidak hanya dipecahkan secara yuridis belaka. Salah satu latar belakang ialah memahami eksistensi pelajar dan bagaimana keadaan atau peranan bimbingan dan konseling di sekolah.

Makna eksistensi pelajar merujuk kepada pandangan humanistisk terhadap anak, yaitu anak adalah makhluk kesatuan yang bermakna dan sebagai subjek yang memiliki potensi untuk berkembang. Yaitu subjek yang dapat mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap keputusan dan perbuatannya. Tokoh-tokoh eksistensialisme seperti Soren A.Kiekegaard (1834),Victor E. Frankl (1963), telah mengemukakan hal di atas, dan menekankan bahwa manusia itu adalah makhluk ” becoming ” (berkembang), kompleks, dan dinamik dalam kesatuannya dan hubungannya dengan alam lingkungan alam sekitarnya.

Pandangan di atas mengimplikasikan bagaimana perilaku kita terhadap para pelajar, yaitu: menciptakan situasi yang kondusif agar berkembang kearah yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa dan negara.

Perkelahian merupakan suatu tindakan dari kedua belah pihak yang secara bersamaan melakukan penyerangan. Sedangkan penyerangang merupakan suatu tindakan yang mana dilakukan oleh satu pihak saja.
Pengertian antara perkelahian dan penyerangan dapat diadakan Perbedaan yaitu dalam perkelahian serangan dari para pihak dilakukan secara bersamaan, sedangkan pihak yang lainnya tidak. Perkelahian juga dapat dilakukan dengan penyerangan diantara pihak yang memulai terjadinya perkelahian tersebut. Baik dalam perkelahian maupu dalam penyerangan terlibat beberapa orang yang ikut serta, demikian juga halnya dengan perkelahian antar pelajar yang melibatkan dari kedua belah pihak.

Yang dimaksud dengan perkelahian menurut pasal 358 KUHP merupakan suatu penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang turut serta dalam perkelahian tersebut, dengan demikian tidak disebutkan secara jelas apa yang dmaksud dengan perkelahian. Perkelahian yang dilakukan beberapa orang dalam hal ini perkelahian antar pelajar tingkat SLTA/SMP.

Perkelahian adalah merupakan suatu perbuatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum, dimana perkelahian menunujukkan tindakan dari kedua belah pihak secara bersamaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perkelahian antar pelajar melibatkan beberapa orang pelajar yang turut serta baik dalam perkelahian maupun dalam penyerangan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas menurut pasal 358 KUHP menyatakan :

”Barangsiapa dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-masing atas perbuatan yang dilakukannya”:

1. Dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, penyerangan atau perkelahian itu hanya berakibat ada orang yang luka berat.

2. Dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun jika penyerangan atau perkelahian itu berakibat ada orang yang mati.

Apabila sebelum ada akibat luka berat atau matinya orang timbul beberapa peserta menghentikan perbuatannya maka peserta tersebut tetap harus mempertanggungjawabkan atas perbuatan turut serta tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa yang dimaksud dengan tindakan pidana penyerangan atau perkelahian oleh pasal 358 KUHP ini semata-mata ikut serta dalam penyerangan atau perkelahian yang menimbulkan luka berat atau matinya orang lain. Maka peran peserta tidak dapat dikenakan pasal 358 KUHP ini.

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dikatakan perkelahian antar pelajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang pelajar yang dilakukan secara beramai-ramai (massal ), baik perbuatan tersebut dilakukan secara memukul, menendang, menusuk dengan pisau tumpul dan benda tajam yang mana semua itu dapat mengakibatkan rasa derita pada orang lain yang menjadi korban.

2. Dampak Dari Perkelahian 

Perkelahian adalah merupakan suatu penyakit dalam masyarakat dan mengenai perkelahian antar pelajar tingkat SLTA/SMP yang mana akibatnya tidak hanya mengganggu bagi keamanan dan ketertiban umum melainkan juga membahayakan bagi pelajar itu sendiri. Apabila tidak segera mendapatkan perhatian dan penanggulangannya maka dampaknya akan lebih buruk lagi. Adapun dampak yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar itu antara lain :

a. Akibat Bagi Pelajar 

Perkelahian dikalangan pelajar merupakan suatu tingkah laku yang tidak pantas bagi seorang pelajar dan tingkah laku itu merupakan penyimpangan dari tingkah laku seorang pelajar. Perkelahian yang dilakukan secara massal dari kedua belah pihak yang berlainan sekolah atau kelas dan dalam perkelahian itu tidak hanya menggunakan tangan kosong tetapi juga menggunakan senjata tajam dan benda keras.

Melihat dari benda atau alat yang digunakan dalam perkelahian itu maka sudah dapat diduka akibat yang ditimbulkan dari perkelahian itu antara lain luka yang dialami salah satu pelajar yang ikut serta dalam perkelahian antar pelajar tersebut.
Sehubungan dengan akibat yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar menurut pasal 351 KUHP :

1) Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah

2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka berat yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun

3) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya orang, maka yang bersalah dikenak pidana penjara paling lama tujuh tahun

4) Dengan penganiayaan disamakan merusak kesehatan orang dengan sengaja

5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana 

b. Akibat Bagi Keluarga

Dengan turut serta anak-anak terlibat langsung dalam perkelahian antar pelajar yang kemudian ternyata mendapatkan tindakan dari pihak kepolisian, pimpinan sekolah atau dari masyarakat sekitarnya, maka akibatnya akan menimbulkan problema bagi keluarga atau orang tuanay berupa : teguran dari pihak pimpinan sekolah dan warga masyarakat sekitarnya serta peringatan dari pihak kepolisian.

c. Akibat Bagi Sekolah

Jika perkelahian antar pelajar itu ternyata akan membawa nama sekolah bahkan terjadi di lingkungan sekolah maka akan membawa dampak negatif bagi sekolah tersebut berupa :

1) Kerugian materiil yang mungkin timbul seperti rusaknya gedung sekolah maupu peralatan lain akibat dari pelemparan benda dari pihak lain.

2) Kerugian yang menyangkut nama baik sekolah dalam masyarakat maupun aparat keamanan, yakni timbulnya kesan sekolah urakan dan menjadi pengawasan dari   pihak yang berwajib.

d. Akibat Bagi Masyarakat

Akibat yang langsung dialami oleh masyarakat dari perkelahian antar pelajar itu adalah terganggunya ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Kemudian apabila frekuensi kenakalan remaja dan perkelahian antar pelajar demikian tinggi maka tidak mustahil kindisi dan situasi lingkungan masyarakat yang rawan yang memungkinkan timbulnya bibit baru remaja yang nakal. 

Setelah diketahui akibat yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar maka perlu segera ditanggulangi perkelahian itu oleh pihak sekolah, masyarakat maupun aparat keamanan sebelum menimbulkan akibat yang lebih parah lagi.

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perkelahian

a. Faktor Dari Diri Pelajar 

1) Lemahnya Pertahanan Diri

Adalah faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Jika ada pengaruh negatif berupa tontonan negatif, bujukan negatif seperti pecandu dan pengedar narkoba, ajakan-ajakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan negatif, sering tidak bisa menghindar dan mudah terpengaruh. Akibatnya pelajar itu terlibat ke dalam kegiatan-kegiatan negatif yang membahayakan dirinya dan masyarakat.

2) Kurangnya Kemampuan Dalam Menyesuaikan Diri

Keadaan ini amat terasa di dunia pelajar. Banyak ditemukan pelajar yang kurang pergaulan. Inti persoalannya adalah ketidak mampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial,dengan mempunyai daya pilih teman bergaul yang membantu pembentukan perilaku positif. Anak-anak yang terbiasa dengan pendidikan kaku dan dengan disiplin ketat di keluarga menyebabkan masa remajanya juga kaku dalam bergaul, dan tidak pandai memilih teman yang bisa membuat dia berkelakuan baik. Yang terjadi adalah sebaliknya yaitu, para pelajar salah bergaul. 

3) Kurangnya Dasar-dasar Keimanan di Dalam Diri Pelajar

Masalah agama merupakan suatu yang sangat krusial bagi seorang pelajar. Karena agama merupakan benteng diri pelajar dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang padanya sekarang dan masa yang akan datang.

Sekolah dan orang tua harus bekerja sama bagaimana memberikan pendidikan agama secara baik, mantap, dan sesuai dengan kondiri pelajar saat ini.

b. Faktor Dari Keluarga

Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan yang utama penyebab kenakalan remaja salah satunya yaitu perkelahian antar pelajar ini.. DR. Sofyan S. Wilis, M.Pd dalam bukunya Remaja dan masalahnya mengemukakan beberapa faktor keluarga yang sangat mempengaruhi terhadap kenakalan remaja yaitu :

1) Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua 

2) Lemahnya keadaan ekonomi orang tua 

3) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis 

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas bahwa keadaan keluarga sangatlah memegang peranan penting dalam pembantukan kepribadian si anak dalam bertingkah laku.

Menurut Ruth S. Cava. Ada tiga alasan timbulnya kejahatan atau kenakalan remaja yang diarahkan kepada lingkungan keluarga yaitu :

1) Bahwa lingkungan keluarga adalah suatu kelompok masyarkat yang pertama-tama dihadapi oleh setiap anak-anak, oleh karena itu maka lingkungan tersebut memegang peranan utama sebagai permulaan pengalaman untuk menghadapi masyarakat yang lebih luas lagi

2) Bahwa lingkungan keluarga merupakan suatu lembaga yang bertugas menyiapkan  kepentingan sehari-hari lagi pula melakukan pengawasan terhadap anak-anak.

3) Bahwa lingkungan pertama merupakan kelompok pertama yang dihadapi oelh anak, karena itu ia menerima pengaruh emosional dari lingkungan itu. Kepuasan atau kekecewaan, rasa cinta dan benci akan mempengaruhi watak anak, mulai dibina dalam lingkungan itu dan akan bersifat menentukan untuk masa-masa mendatang.

Dalam masalah kenakalan remaja khususnya mengenai perkelahian antar pelajar, rumah tangga menjadi sorotan utama, pengaruh-pengaruh buruk dalam lingkungan keluarga dapat menodorong anak remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, diantara pengaruh itu termasuk kondisi keluarga seperti antara lain :

1)  Kemiskinan dan jumlah anggota yang besar

2) Rumah tangga yang berantakan karena kematian salah satu dari orang tua, perpisahan ibu dan ayah, perceraian atau karena melarikan diri dari rumah

3) Kurangnya kemanan jiwa disebabkan orang tua yang terus bertengkar

4) Tidak terdapt persesuaian pendidikan, disiplin dan tujuan hidup yang dicita-citakan oleh orang tua untuk anaknya

5) Orang tua tidak menaruh perhatian terhadap anak, tidak sempat menanamkan kasih sayang, dan tidak pula dapat menyatakan penghargaan atas prestasi yang diperoleh anak di sekolah.

c. Faktor Lingkungan Yang Tidak Kondusif 

Pengaruh sosial dan kultur memegang peranan yang besar dalam menentukan perkembangan seorang anak dalam bertingkah laku. Kenakalan pada remaja dimana dalam hal ini mereka sangat terpengaruh oleh keadaan sosial yang buruk sehingga si anak menjadi nakal. Pengaruh lingkungan pergaulan yan buruk ditambah kontrol sosial dan kontrol diri yang semakin lemah maka dapat mempercepat pertumbuhan kelompok-kelompok anak nakal yang suka melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan hukum sepert beramai-ramai atau secara massal.

lingkungan sekitar tidak selalu baik, dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan anak, lingkungan yang ada kalanya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak muda kriminal dan anti sosial yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk bagi anak-anak remaja atau pelajar yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh pola tingkah laku kriminal, asusila dan anti sosial.

Kelompok orang dewasa yang kriminal dan asusila tersebut itu sangat berpengaruh terhadap anak remaja khususnya pelajar yang berada di lingkungan tersebut.

d. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga. Karena itu ia cukup berperan dalam membina anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Khusus mengenai tugar kurikuler, maka sekolah berusaha memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sebagai bekal untuk kelak jika anak telah dewasa dan terjun ke masyarakat. Akan tetapi tugas kurikuler saja tidaklah cukup untuk membina anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Karena itu sekolah bertanggung jawab pula dalam kepribadian anak didik. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan sekali. Jika kepribadian guru buruk, dapat dipastikan akan menular kepada anak didik.

Dalam rangka pembinaan anak didik kearah kedewasaan itu, kadang-kadang seklah juga penyebab dari timbulnya kenalan remaja . Hal ini mungkin bersumber dari guru, fasilitas pendidikan, norma-norma tingkah laku, kekompakan guru dan suasana interaksi antara guru dan murid perlu menjadin perhatian serius. Ada bebapa factor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan seorang anak pelajar.

1) Faktor Guru

Dedikasi guru merupakan pokok terpenting dalam tugas mengajar. Guru yang penuh dedikasi berarti guru yang ikhlas dalam mengerjakan tugasnya. Bila terjadi kesulitasn di dalam tugasnya, ia tidak mudah mengeluh dan mengalah. Melainkan dengan penuh keyakinan diatasinya semua kesulitan tersebut. 

Berlainan dengan guru yang tanpa dedikasi. Ia bertugas karena terpaksa, sebab tidak ada lagi pekerjaan lain yang mampu dikerjakannya. Akibatnya ia mengajar adalah karena terpaksa dengan motif mencari uang. Guru yang seperti ini mengajarnya asal saja, sering bolos, tidak berminat meningkatkan pengetahuan keguruannya. Akibatnya murid-murid yang menjadi korban, kelas menjadi kacau, murid-murd berbuat seenaknya saja di dalam kelas dan hal seperti inilahdak memberikan perhatian yang penuh kepada tugasnya.

2) Guru Pembimbing/BK

Peran guru sebagai pembimbing merupakan dambaan dari setiap siswa. Kenakalan remaja bersumber pada hilangnya makna keberadaan diri siswa ditengah galau pembangunan di segala bidang. Rasa keterasingan, frustasi, konflik dan stress berkecamuk pada diri mereka, dan penyalurannya adalah kenakalan. Jika guru pembimbing/BK mampu melaksanakan harapan siswa yakni mengutamakan membimbing daripada mengajar, besar kemungkinan kenakalan dapat dikurangi. Sebagai pembimbing, guru harus memnuhi syarat kepribadian, dan sedikit ilmu tentang pribadi siswa, serta kemampuan berkomunikasi atau keterampilan konseling.

Mengenai kemampuan guru dibidang bimbingan dan konseling (BK) masih memprihatinkan. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa BK itu adalah urusan guru yang dikhususkan dibidang tersebut, yaitu guru BK. Berhubung guru BK amat terbatas jumlahnya,maka jalan keluar adalah : semua guru harus berperan sebagai pembimbing. 

3) Fasilitas Pendidikan

Kurangnya fasilitas pendidikan menyababkan penyaluran bakat dan keinginan pelajar terhalang. Bakat dan keinginan yang tidak tersalur pada masa sekolah , mungkin akan mencari penyaluran kepada kegiatan-kegiatan yang negatif.

4. Upaya penaggulannya

Perkelahian antar pelajar yang mana dilihat dari perkelahian tersebut telah melebihi dari toleransi perbuatan seorang anak remaja, maka dari itu perlu diambil upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi dari perkelahian antar pelajar tersebut agar akibat yang ditimbulan tidak lebih parah lagi, yang korbannya tidak hanya pelajar saja tetapi masyarakat sekitar.

Sebagai upaya untuk menanggulangi perkelahian antar pelajar tersbut ada beberapa tindakan yangdapat dilakukan yaitu :

a. Upaya Preventif

Yang dimaksud dengan upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar kenakalan itu tidak timbul. Upaya preventif lebih besar manfaatnya daripada upaya kuratif, karena jika kenakalan itu sudah meluas, amat sulit menanggulanginya. Banyak bahayanya kepada masyarakat, mengamburkan biaya, tenaga dan waktu, sedang hasilnya tidak seberapa. Berbagai upaya preventif dapat dilakukan , tetapi garis besarnya dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu :

1. Di lingkungan keluarga

a) Orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama artinya membuat suasana rumag tangga atau keluarga menjadi kehidupan yang bertaqwa dan taat kepada Allah di dalam kegiatan sehari-hari

b) Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis

c) Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang antara ayah, ibu dan keluarga lainnya di rumah tangga dalam mendidik anak-anak

d) Memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak

e) Memberikan perhatian yang memadai terhadap kebutuhan anak-anak

f) Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan anak. 

2. Di lingkungan sekolah

a)  Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid untuk memahami aspek-aspek psikis murid, guru sebaiknya memiliki ilmu-ilmu tertentu antara lain : psikologi perkembangan, bimbingan dan konseling, serta  ilmu mengajar (didaktik – metodik).

b) Mengintensifikasikan pelajaran agama dan mengadakan tenaga guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul secara harmonis dengan guru-guru umum lainnya

c) Mengintensifikasikan bagian Bimbingan Konseling di sekolah dengan cara mengadakan Tenaga ahli atau menatar guru-guru untuk mengelola bagian ini (BK)

d) Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang oleh guru-guru

e) Melengkapi fasilitas pendidikan dan berdikari nantinya setelah mereka terjun ke masyarakat

f) Perbaikan ekonomi guru.

3. Di lingkungan masyarakat

Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga setelah rumah dan sekolah. Pendidikan di masyarakat biasanya diabaikan orang, karena banyak orang berpendapat bahwa jika anak telah disekolahkan berarti semuanya sudah beres dan gurulah yang memegang segala tanggung jawab soal pendidikan. Karena apalah arti pendidikan yang diberikan di sekolah dan di rumah jika di masyarakat terdapat pengaruh-pengaruh negatif yang merusak tujuan pendidikan itu, karena itu pula perlu ada sinkronisasi diantara ketiga tempat pendidikan itu.

b. Upaya Kuratif

Yang dimaksud dengan upaya kuratif dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja adalah upaya antisipasi terhadap gejala-gejala kenakalan tesebut, supaya kenakalan itu tidak meluas dan merugikan masyarakat. Upaya kuratif sacara formal dilakukan oleh Polri dan Kejaksaan Negri. Sebab jika terjadi kenakalan remaja bearti sudah terjadi suatu pelanggaran hukum yang dapat merugikan diri mereka dan masyarakat.

melakukan kejahatan dibawah umur 16 tahun maka kemungkinan tindakan negara terhadapnya adalah :

1) Anak itu dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

2) Anak itu dijadikan anak negara.

3) Dijatuhi hukuman seperti biasa ,hanya dikurangi sepertiganya.

Hal-hal tersebut di atas (No 1 s/d 3) sesuai denga ketentuan dalam KUHP 45 yang berbunyi sebagai berikut :

"jika seorang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang dikerjakannya ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim bolh : memerintahkan si tersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharaanya dengan tidak dikenakan suatu hukumanan,atau memerintahkan supaya si tersalah diserahkan kepada perintah denga tidak dikenakan sesuatu hukuman...;atau menghukum anak bersalah itu". 

Upaya kuratif secara formal memang sudah jelas tugas yang berwajib, dalam hal ini polisi dan kehakiman. Akan tetapi anggota masyarakat juga bertanggung jawab mengupayakan pembasmian kenakalan di lingkungan mereka di RT, RW dan Desa. Sebab jika mereka membiarkan saja kenakalan terjadi disekitarnya, berarti mereka secara tidak sengaja merusak lingkungan masyarakat itu sendiri. Upaya untuk membasmi kenakalan menurut Dr. Sofyan Willis tentunya dengan jalan berorganisasi, yaitu RT dan RW, dengan tiga karakteristik :

1. jika yang berkuasa membasmi kejahatan itu dengan tangannya (kekuasaannya)

2. jika tidak sanggup karena tidak berkuasa maka cegahlah dengan lisan (ucapan pidato, khotbah, ceramah dan diskusi-diskusi)

3. jika tidak sanggup juga karena lemah, maka cegahlah dengan hati, artinya jangan mentolerir perbuatan jahat yang dilakukan orang lain dan kita jangan ikut. Dan pelihara diri serta keluarga dari perbuatan tersebut. 

Upaya masyarakat untuk mengantisipasi suatu kenakalan remaja sebaiknya dengan berorganisasi secara baik, Gunanya untuk mencapai suatu tingkat kekompakan dalam menanggulangi masalah tersebut. Sebab jika tidak ada kekompakkan atau berbeda pendapat tentang suatu cara mengatasi kenakalan/kejahatan di lingkungannya, berarti tidak akan terdapat penyelesaian, bahkan sebaliknya kenakalan dan kejahatan itu akan merajalela karena ada pihak yang melarang dan ada pula yang membiarkan atau ikut serta.

Kerjasama antara pemerintah, ulama dan orang tua amat diperlukan dalam mengatasi kenakalan remaja. Khusus mengenai tugas ulama biasanya cukup ampuh terhadap orang tua anak-anak tersebut karena adanya pengaruh khusus ulama. Ini tentu ada kaitannya dengan dakwah agama yang disampaikan ulama-ulama ini, sehingga ia berwibawa di masyarakat.

c. Upaya Pembinaan

Mengenai upaya pembinaan remaja dimaksudkan ialah :

1) Pembinaan terhadap remaja yang tidak melakukan kenakalan, dilaksanakan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Pembinaan seperti ini yelah diungkapkan pada upaya preventif yaitu upaya menjaga jangan sampai terjadi kenakalan remaja.

2) Pembinaan terhadap remaja yang telah mengalami tingkah laku kenaklan atau yang telah menjalani sesuatu hukuman karena kenakalannya. Hal ini perlu dibina agar mereka tidak mengulangi lagi kenakalannya.

Khusus mengenai ke dua, upaya ini terutama ditujukan untuk memasyarakatkan kembali anak-anak yang telah melakukan kejahatan, agar mereka kembali menjadi manusia yang wajar. Pembinaan ini menurut Dr. Sofyan S. Willis diarahkan dalam beberapa aspek yaitu :

1. Pembinaan mental dan kepribadian beragama

2. Pembinaan mental ideologi negara yakni Pancasila, agar menjadi warganegara yang baik

3. Pembinaan kepribadiaan yang wajar untu mencapai pribadi yang stabil dan sehat

4. Pembinaan ilmu pengetahuan

5. Pembinaan keterampilan khusus

6. Pengembangan bakat-bakat khusus. ” 

Kesimpulan

Dari data-data yang saya simpulkan dari berbagai sumber ini kita dapat mengetahui bahwa perkelahian antar pelajar tidak hanya terjadi dikalangan SMA, tetapi ada juga yang dari kalangan SMP,dimana Perkelahian itu merupakan suatu perbuatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum, dimana perkelahian menunujukkan tindakan dari kedua belah pihak secara bersamaan ana arti perkelahian itu sendiri adalah Mereka melakukan perkelahian tersebut disebebkan oleh beberapa faktor pendorong seperti lemahnya pertahanan diri,dari keluarga,lingkungan  masyarakat dsb.Adapun  Dampak yang diperoleh dapat merugikan diri sendiri, orang tua, pihak sekolah, maupun orang sekitarnya,Usaha penanggulananya ada upaya preventif,upaya kuratif dan bisa juga dengan pembinaan,diharapkan dengan adanya upaya-upaya tersebut, masalah-masalah yang dihadapi seseorang khususnya masalah dalam hal perkelahian diakibatkan karna munculnya berbagai faktor,semoga dapat datasi dengan baik dan tidak akan terulang kembali. Aamiin.

Daftar Pustaka

DR. Sofyan S. Willis, M.Pd, Remaja dan Permasalahannya, 2005, Bandung.
Drs.Samsul Munir Amin, M.A, Bimbingan dan Konseling Islam, 2010, Jakarta, Sinar Grafika Offset. 
Dr.Syamsul Yusuf,LN.Dr.A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, 2010, Bandung,PT Rosdakarya DR. Sofyan S. Willis, M.Pd, Remaja dan Permasalahannya, 2005, Bandung.
R. Sugandhi, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Surabaya, 1980, Hal 371
WWW.Perkelahian.Info



Cara Menghilangkan Sifat Pendiam dan Pemalu


Curhat ini Dikirim February 8, 2010

Nama Q iz0el,Q cw0 usia Q 18thn. aq mw curhat,gmna y cara menghilangkan sifat aq yg pendiam ini.?? aq ni 0rg nya sukar utk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yg baru,misalkan aq ad d lingkungan yg asing atw baru aq cenderung pendiam, Sdgkn tmn2 Q yg laen bz menyesuaikan DIRi dgn mudah nya,aq butuh wkt yg lama bsa menyesuaikan dri pd lngkungan baru,,,?? gmna ya s0lusi nya…???? n aQ Mw tnya, cara kita untuk mndapatkan byX TEMAn gmn…?? ju2r aj,tmn q hny sdkit bgt,gx kyk teman2 Q..? GMna ya caranya..???

Sebenarnya kamu sangat bisa ko dan berpotensi seperti teman-teman yang lainnya karena buktinya hari ini kamu memberanikan diri untuk mengirimkan email ini dan ini merupakan suatu bentuk bahwa kamu berani. namun jika yang kamu inginkan itu adalah dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosialisasi di alam nyata, coba kamu lakukan hal-hal seperti berikut ini:

Mulailah bersosialisasi dari kelompok yang kecil 

misalnya buat kelompok belajar, kepanitiaan acara, bercerita dengan adik dan kakak sendiri, atau teman dekat dan tentu saja dimulai dari kehidupan sehari-hari,Coba mulai pembicaraan dari hal yang ringan-ringan saja, misal: sedang apa?dll.

Pikirkan tentang cara  dan bertindak di sekitar orang-orang yang telah Anda kenal

Dimana Anda bisa merasa nyaman dan bersikap spontan. Alihkan perasaan itu saat Anda bertemu kenalan baru, begitu pula dalam situasi yang membuat rasa percaya diri Anda memudar.

Hindari terlalu memperhatikan diri Anda sendiri

Tentu saja, Anda boleh sedikit memikirkan tentang bagaimana Anda akan melewatkan perbicangan dengan orang banyak, tapi jika seluruh fokus Anda tercurah pada kata-kata sendiri dan perasaan Anda, selanjutnya Anda akan mulai merasa gugup sendiri. Ingat-ingat apa yang dikenakan oleh orang lain dan buat catatan tersendiri, dengarkan apa yang mereka perbincangkan, bayangkan dimana mereka tinggal, buat sebuah garis besar atau ingat-ingat nama mereka. Hal ini bukan hanya memberi Anda bahan perbincangan, tapi juga mencairkan ketegangan dalam bersosialisasi dan membuat perasaan Anda lebih tenang.

Buat pertanyaan terbuka pada semua orang.

Banyak orang yang lebih senang bicara tentang diri mereka sendiri, dan temukan sebuah topik yang membuat orang lain tertarik. Apa yang membuat mereka tertarik akan membuat perbicangan berjalan menyenangkan bagi semua orang. 

Berhentilah percaya pada imajinasi Anda

Mungkin Anda pernah membuat gambaran tentang sebuah liburan yang menyenangkan dan pada kenyataanya jauh berbeda dari yang Anda bayangkan. Itu menunjukan beatapa tak dapat dipercayanya bayangan kita sendiri. Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda.

Berhentilah memikirkan ’segalanya atau bukan apa-apa 

Pemikiran ‘pasti begini/pasti begitu’ tertuang saat Anda mengalami emosi. Orang-orang yang sedang depresi, marah dan gelisah melihat kenyataan dari hal-hal ini dengan perbedaan yang ektrim. Bagi orang yang sedang marah ‘Anda salah’ dan ‘mereka benar,’ orang yang marah akan melihat dirinya ‘gagal’, sedang yang lain ‘berhasil.’ Jadi berhentilah berpikir kalau Anda mungkin telah mengatakan hal yang salah, atau orang lain akan membenci Anda. Saat Anda merasa rileks dalam pergaulan sosial, Anda juga akan mendapat lebih sedikit peringatan dari diri sendiri, karena dalam keadaan gugup, biasanya Anda akan mulai berpikir tentang segalanya atau bukan apa-apa.

Nikmati waktu Anda

Hindari mengatakan hal-hal tanpa berpikir terlebih dulu. Ajukan pertanyaan, dan jika mendapat pertanyaa. Anda dapat mempertimbangkan jawaban terlebih dahulu sebagai tanggapan Anda, jangan asal menjawab tanpa berpikir. Jawaban yang diluncurkan dengan perlahan merupakan cara bersikap santai. 

Akhirnya gunakan latihan hipnotis

Hipnotis merupakan cara tercepat untuk mengubah tanggapan instink/emosi Anda dalam setiap situasi. Hanya pikirkan bahwa pikiran dan tubuh Anda dalam keadaan rilek sewaktu bertemu orang baru. Sebenarnya, sewaktu Anda merasa santai seringkali Anda akan menemukan saat yang tepat untuk menerapkan hipnotis agar merasa lebih percaya dirisaat berhadapan dengan orang-orang baru, dan tentu saja pada titik ini rasa malu akan tersingkir dengan sendirinya.

Bagi Anda yang memiliki masalah dengan rasa malu saat bertemu dengan kenalan baru, dapat Anda mencoba tujuh tips yang kami sampaikan di atas. Dan semoga setelah itu Anda akan lebih percaya diri saat bertemu orang-orang baru dalam pergaulan sosial.